Rumah bagimu

Aku menemukan teduh pada sepasang matanya, meski hanya diam-diam saja aku memandanginya. Ucapku dalam hati; kelak, aku akan menikmatinya setiap saat dan tak perlu lagi secara diam-diam. Aku tak ingin berlari terlalu kencang untuk mengejarmu, kalau memang semestinya kamu adalah milikku, kamu pasti akan pulang menujuku. Aku adalah rumah untukmu, tempat tinggal untuk menjamu mu, meski seringkali aku tertinggal jauh olehmu, aku tetap utuh sebagai bagian dalam perjalanan panjangmu. Kamu memang senang berkelana, kesana-kemari dengan membawa banyak teka-teki yang sulit aku mengerti, maka izinkan aku menujumu dengan membawa banyak jawaban atas semua yang kamu berikan selama ini. Kalau memang pada akhirnya semesta memintaku untuk bersepakat dengannya, bahwa untuk memilikimu aku harus meluaskan sabar hingga tak terbentang, maka aku sanggup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanak nasi dan minum teh hangat di halaman rumah-