Kamu jalannya kejauhan, aku ketinggalan

Perlahan akhirnya aku sampai di ujung perjalananku, yang isi nya tentang berlari untuk menebak akhir cerita. Kamu yang mengajakku jalan beriringan tapi kamu pula yang meninggalkan aku dipertengahan. Kita belum mencapai garis finish, banyak rencana yang akhirnya lebur sebab kamu memilih mundur. Kamu sudah banyak berjanji untuk tetap selalu ada, tapi sekarang kamu berhasil membuatku terkapar dengan sisa-sisa isak tangis yang sulit ku redakan. Sebelum cerita ini berakhir, aku sempat menyiapkan skenario terbaik dalam perjalanan kisah kita, tapi kamu merusak semuanya dengan sangat baik, perlahan-lahan tapi pasti. Aku merasa, aku telah tenggelam hingga ke dasar lautan, seperti sedang melebur hingga tidak ada lagi bekasnya, sedang kamu benar-benar memilih pergi tanpa kata pamit sedikitpun. Kamu lupa bahwa aku bukan si buta yang tidak mampu melihat hal baik lainnya, sekarang aku benar-benar ikut mundur untuk tidak lagi mengejar langkahmu. Kamu pergi dengan penuh sia-sia sedang aku mundur dengan penuh kesadaran. Untuk apa kamu datang dan mengajakku berlari jika hanya memberi harapan tanpa kepastian, meninggalkanku tanpa kejelasan. Kini aku tidak lagi menerka-nerka akhir ceritanya, karena semua sudah berakhir tanpa harus ada kelanjutannya. Mungkin memang bukan kamu, terima kasih, hadirmu adalah proses tabahku mengerti takdir semesta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanak nasi dan minum teh hangat di halaman rumah-