Tumbuh
Pada debur ombak yang menghantam karang, pada matari yang tenggelam di selanya. Sore itu, dermaga sedang sepi. Aku ingin melebur ditengah-tengah samudera dengan seisi semesta yang ada.
Izin menyerah untuk kali ini saja, aku ingin menghilang dari banyaknya perasaan rumit yang memenuhi isi kepala, sesekali biarkan aku menjadi air yang mengalir dengan tenang tanpa harus ditahan untuk mencari jalan keluar.
Aku ingin berdamai dengan seisi semesta, menghabiskan sisa waktu dengan bersuka ria, tidak melulu memikirkan esok harus jadi apa. Sebab, takdir adalah kepunyaan sang Pencipta, aku hanyalah serpihan abu yang tak mampu melawannya.
Biarkan aku diterkam guntur saat melewati gunung-gunung tinggi itu, biarkan aku jatuh saat terlalu kencang berlari, biarkan aku kelaparan saat tak lagi ada nasi. Bahagia bukan tentang banyaknya harta dan kemewahan, bahagia dimulai dari riuh cukupnya rasa syukur.
Aku sudah dewasa, sudah mampu membedakan baik dan buruk untuk diriku sendiri, kalau aku tetap dituntun agar tak lepas, maka aku tidak akan tumbuh menjadi apapun. Kalau aku pergi, sejauh apapun itu aku akan pulang. Sebab rumahku tetaplah syurga yang tak dimiliki oleh siapapun.
Komentar
Posting Komentar