Postingan

Februari beserta laranya

Kita adalah kisah singkat yang berakhir menjadi lara, pada akhir kisah kita hanya berupa kepingan luka tak bersisa. Waktu memang yang paling berkuasa atas segala arah langkah kita, bukankah memang waktu tak pernah salah dalam mempertemukan dan memisahkan? Aku masih percaya bukan perasaan ini yang salah, aku pernah mencintaimu dan itu benar adanya. Tidak pernah ku prediksikan bahwa kita akan menyudahi semuanya. Barangkali sejak awal aku tahu bahwa kita tidak akan bisa bersama, maka aku tidak akan mengenalmu. Tapi waktu sudah memberikan bentuk takdir terbaik. Ini sudah jalannya. Aku pernah diberi kesempatan untuk mendalamimu, pernah diberi kesempatan untuk tertawa bersamamu, dan pernah diberi kesempatan untuk kau lukai. Semesta selalu punya cara untuk membuat patah hati itu nyata, dan aku telah memahami segalanya bahwa yang telah terjadi adalah sebuah pelajaran beharga yang takkan dan tidak mau ku ulang. Mengenalmu adalah perjalanan paling melukai dan melupakanmu adalah perjalanan mengo...

selamat hari ibu

bu, banyak sekali hal yang tidak pernah mampu aku utarakan untukmu, bahkan ungkapan-ungkapan cinta dan kata maaf beserta terima kasih kadang masih sulit terucap fasih. Aku tidak bisa mengingat bagaimana rasanya dulu tumbuh dalam rahimmu selama 9 bulan, yang ku tahu sampai aku menginjak usia dewasa ini rasa sayangmu tidak pernah usai untukku. bu, banyak sekali kumpulan pertanyaan untukmu. apakah ibu seorang malaikat yang menyamar menjadi manusia? kenapa bisa ibu tidak pernah merasa tumbang? terbuat dari apa hati ibu? apakah ibu memiliki kekuatan super? atau bahkan ibu adalah sesuatu yang sangat ajaib? tapi yang selalu ku tahu, ibu tak seperti orang-orang biasa yang memasak sarapan sebelum ke sekolah, yang menjamu kepulanganku seusai sekolah, ibu adalah bisikan tentang hidup ini keras, tentang jika mau makan maka harus bekerja keras, jika ingin pulang maka harus jalan sendiri tak perlu manja dan malas, katanya tak perlu membalas kejahatan orang harus mampu memaafkannya, jangan pernah me...

rain - du

rintik hujan diluar sana terlihat tenang dan manis, pada sepasang bola matamu ada rindu yang menjadi benalu. lagi-lagi perihal rindu, yang tak pernah menemukan waktu usainya. tapi anehnya aku tak merasa lelah untuk menuntunnya menujumu, aku merasa terlalu menikmati setiap helai rindu yang menyapu semua hal tentangmu. hujan membasuh permukaan bumi, aku mengasuh rindu hingga bermimpi. kalau ada yang bisa ku simpan selamanya, semoga itu adalah kamu. sebab bukan hanya langit yang ingin ku tatap lama-lama indahnya tapi juga sepasang bola matamu, untuk setiap ketidakwarasanku akan kamu, ada cemas dan kesal yang tak pernah terlerai saat marah tak kunjung redam. boleh kamu marah padaku, mendiamkan aku, tapi kamu tak boleh melalukan satu hal; kamu tak boleh pergi tanpa menggandeng aku. kalaupun kamu pergi tentu aku harus ikut, kemanapun itu. meski di musim yang dingin sekalipun, perasaanku padamu tak pernah gugur. mari menarik jala itu bersama-sama, mengarungi alam semesta bersama-sama. hanya b...

dan, aku mencintaimu

Angin ribut dan hujan lebat di mataku adalah pertarungan ramah dan marah yang jadi satu, lalu diam saat tak tahu harus bagaimana lagi. Ada hal yang tidak mampu aku mengerti, menerka isi hatimu dan kepalamu, aku babak belur memikirkannya seorang diri, meski begitu aku tetap keras mencintaimu. Kadang aku terlalu jadi cemburu yang tak begitu ramah, hanya marah-marah dan membuatmu kesal lalu diam seribu bahasa, kamu terlalu hebat di mataku. Tentang sabarmu adalah hal yang tidak pernah aku temukan dalam diri siapapun, hanya kamu yang mampu melewati angin ribut dalam diriku. Berkali-kali di marah yang tak kunjung mereda ada banyak umpatan yang tak pernah habis tetapi kamu tak peduli itu, kamu tetap mendengarkan semua bentuk umpatannya, kamu membantu aku melepaskan segalanya, kamu membuat aku merasa tak lagi sendirian dan selalu sigap memelukku dengan hangat meski mataku memanas karena meluapkan kesedihan, kamu selalu ada dan terima kasih, sayang. Meski isi kepalaku tetap sama memikirkan ...

Bagian yang pernah hilang, kembali utuh

Aku lupa kapan menemukanmu hingga kini mampu ku peluk erat, deretan tawa menjelma bahagia yang utuh saat tubuh terasa runtuh. Kamu hadir di antara kebingungan yang ada dalam diriku. Sekarang kamu adalah segalanya saat seisi semesta berbuat semenanya padaku, aku menyadari bahwa setiap hari adalah waktuku untuk terus mencintaimu. Sebelum adamu lagi, beberapa orang menghadirkan cinta, yang tak pernah sama denganmu. Jika boleh ku minta, aku hanya ingin cinta darimu. Aku memang sudah pernah kehilanganmu, dan aku pernah merayu semesta untuk meminta dihadirkan orang seperti kamu hingga aku menyadari sampai kapanpun tidak akan ada orang yang sepertimu bagaimana pun hebatnya mereka, kamu tak akan tergantikan dan tetap di mataku kamu yang selalu juara satu. Kembalimu adalah sesuatu yang tidak pernah terduga, sekarang kamu menjadi pendengar cerita, pereda amarah, dan menjadi sandaran terbaik. Sehebat ini ternyata mencintaimu, meski selalu melangkah pada hal yang tak mudah tolong percaya kita akan...

Kamu jalannya kejauhan, aku ketinggalan

Perlahan akhirnya aku sampai di ujung perjalananku, yang isi nya tentang berlari untuk menebak akhir cerita. Kamu yang mengajakku jalan beriringan tapi kamu pula yang meninggalkan aku dipertengahan. Kita belum mencapai garis finish, banyak rencana yang akhirnya lebur sebab kamu memilih mundur. Kamu sudah banyak berjanji untuk tetap selalu ada, tapi sekarang kamu berhasil membuatku terkapar dengan sisa-sisa isak tangis yang sulit ku redakan. Sebelum cerita ini berakhir, aku sempat menyiapkan skenario terbaik dalam perjalanan kisah kita, tapi kamu merusak semuanya dengan sangat baik, perlahan-lahan tapi pasti. Aku merasa, aku telah tenggelam hingga ke dasar lautan, seperti sedang melebur hingga tidak ada lagi bekasnya, sedang kamu benar-benar memilih pergi tanpa kata pamit sedikitpun. Kamu lupa bahwa aku bukan si buta yang tidak mampu melihat hal baik lainnya, sekarang aku benar-benar ikut mundur untuk tidak lagi mengejar langkahmu. Kamu pergi dengan penuh sia-sia sedang aku mundur denga...

semesta berperan

Dari sekian banyak kata yang sudah ku rangkai menjadi kalimat indah, tetap saja ternyata kamu pemenangnya, sebagai kata yang menjadi tokoh utamanya. Mau aku berlari ke ujung dunia sekalipun untuk memahami kata yang lain, tetap kamu yang terbaik. Sudah sejauh ini tulisanku hanya berputar tentang kamu, tentang segala bentuk kisah baikmu. Dulu aku menemukanmu dengan warna yang biasa, ku anggap kamu hanya sekedar melintas tapi ternyata aku salah kini kamu berubah menjadi banyak warna yang indah dan tak lagi hanya sekedar melintas tapi kamu selalu berlalu lalang melewatiku menemani setiap bentuk sedih dan tawaku. Aku melukis kamu dalam tulisan, menjabarkan setiap hal indah dalam dirimu. Lagi-lagi, aku menjadi sesuatu yang begitu berlebihan dalam mengingatmu, aku bahkan melupakan segala bentuk perjuangan hebatku dalam mendapatkanmu. Hingga di suatu waktu aku pernah bertanya pada semesta, sebenarnya rasaku benar-benar bermuara kepadamu atau hanya sebatas kagum biasa, sampai pada akhirnya aku ...